/**/ /**/

6.04.2009

Berkunjung ke Camp vietnam

. 6.04.2009
0 comments

Berikut ini adalah hasil kunjungan eddy ke camp vietnam yang diadakan pada tanggal 30-may-2009.
Camp Vietnam di Pulau Galang-Otorita Batam. Sebuah tempat yang senantiasa memberi rasa dan warna yang bernilai dan full of emotion bagi setiap orang yang berkunjung kesana. Terlebih bagi orang yang pernah merasakan terbit dan tenggelamnya mentari, usapan lembut hembusan angin, kelokan tiap ruas jalan yang senantiasa memberi kepastian akan beberapa tempat seperti kuil, pos rumah sakit, kurungan hukuman, barak-barak kayu, dan lain sebagainya.
Berkunjung ke sana adalah suatu kunjungan kehidupan. Bahkan mungkin suatu pengalaman spiritual tentang makna hidup, harapan untuk survive, keinginan untuk berjuang dan keyakinan diri bahwa masih ada hari esok yang penuh dengan canda tawa dan senyuman renyah.



Camp Vietnam adalah sebuah cerita yang berakhir dengan happy ending. Ibarat roman bahagia, pelarian Vietnam yang mengalami pembantaian di negaranya karena perebutan kekuasaan mencari perlindungan ke negara-negara terdekat untuk mengungsi. Menjadi manusia perahu siapa yang menginginkan?. Tapi itulah jalan yang harus dilalui agar tetap hidup. Berbulan-bulan di laut dengan perahu kayu seadanya menjadi bagian dari kisahnya. Makanan minuman? Kata orang, banyak yang meninggal ketika dilaut itu, karena tidak adanya makanan menjadikan mereka melakukan kanibal terhadap saudaranya yang meninggal lebih dulu. Ah! Tuhan....
Kejadian ini berawal dari pecah nya perang di Vietnam karena ingin memperebut kan kekuasan, Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin.
Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis.
Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara.
Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.
Banyak dari penduduk Vietnam yang melarikan diri tersebut akhirnya terdampar di Malaysia, Singapura, Filipina, atau Indonesia. Di Malaysia, Singapura, dan Malaysia sendiri, kebanyakan para pengungsi tersebut ditolak dan diminta untuk meninggalkan negara-negara tersebut. Akhirnya, satu-satunya tempat yang mereka tuju adalah Indonesia.
Di Indonesia sendiri, pada pengungsi Vietnam tersebar di berbagai pulau yang ada di Kepulauan Riau seperti di Natuna, Bintan, Senayang, Tanjungpinang, dan Pulau Galang. Pengungsian tersebut terus menerus sampai di Kepri selama lima tahun sejak tahun 1975.
Keberadaan para pengungsi Vietnam yang banyak singgah di Indonesia ini banyak disorot oleh dunia internasional. Hingga di tahun 1979, Pulau Galang pun kemudian disurvei dari UNHCR sebagai tempat pemusatan para pengungsi Vietnam.
Di tahun 1980, Pulau Galang akhirnya menjadi pusat para pengungsi Vietnam. Dari daerah-daerah yang terpencar-pencar, para pengungsi tersebut diangkut dengan menggunakan enam buah kapal feri yang waktu itu masih berbentuk kayu dengan masing-masing kapal berkapasitas 60 hingga 70 orang.
Para pengungsi yang terpusat di Pulau Galang tersebut akhirnya mendapatkan fasilitas hidup mulai dari makanan, tempat ibadah, hingga pengobatan dari UNHCR. Mereka tinggal di sana hingga September 1996. Apabila ditotal, jumlah pengungsi yang ada selama 21 tahun tersebut termasuk yang lahir di dalam masa pengungsian bisa berjumlah 250 ribu jiwa.
Pada tahun 1996, para pengungsi ini diminta meninggalkan Galang untuk dikembalikan ke Vietnam atau dikirim ke negara-negara tujuan seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara lain yang bersedia untuk menampung para pengungsi tersebut.
Indonesia sendiri sengaja tidak mengambil resiko untuk menerima mereka sebagai warga negara Indonesia. Meskipun sesungguhnya, begitu banyak para pengungsi Vietnam yang ingin menjadi WNI. Alasannya adalah faktor politik. Indonesia hanya mau menjadi tempat pengungsian sementara dari mereka dengan alasan kemanusiaan.

jadi kesimpulan yang eddy dapat dari kunjungan tersebut adalah ketamakan dan keserakahan hanyalah menjadikan penderitaan bagi orang lain. jadi hentikan kan lah peperangan, sesungguh nya peperangan itu hanyalah seperti segerombolan hewan liar yang ingin memiliki kekuasaan.


Read more »»
 

MY BANNER

eddie
Racun dunia is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com